TIM Robot Jangkar Bumi 2 dari Universitas Diponegoro menjuarai kompetisi internasional kapal Roboboat di Virginia, Amerika Serikat, belum lama ini. Kompetisi tersebut diikuti 18 tim dari universitas di New Delhi (India), Taiwan, Indonesia, dan Akademi Militer Angkatan Laut di Amerika Serikat
Tim Jangkar Bumi 2 sendiri beranggotakan tujuh mahasiswa Fakultas Teknik, yakni Aldias Bahatmaka (21), Biwa Abi Laksana (22), Dandy Kurniawan (20), Bambang Nur Cahyono (22), Fairaz Luthfa (21), Jalu Rahmadi M (22) dan Diaz Wicaksono (21). Ketua tim Aldias Bahatmaka mengaku bangga bisa mengharumkan nama Indonesia dii kancah internasional.
Meski begitu, banyak kisah dan perjuangan mengharu biru yang terselip di balik kemenangan mereka. Aldias, mahasiswa jurusan Teknik Perkapalan mengatakan, kendala terbesar kala itu seputar pendanaan. Keberangkatan tim tersebut menelan dana sedikitnya sekitar Rp 138 juta. Pihak sponsor yang mau mendanai pun baru mencairkan dana secara penuh sekembalinya mereka ke tanah air.
''Dari universitas juga memberikan dukungan, tapi masih jauh dari harapan. Tekad kami untuk berkompetisi kuat, dan alhamdulillah keluar sebagai juara,'' ujarnya sembari menyebutkan pembuatan robot Jangkar Bumi 2 itu menelan dana sekitar Rp 20 juta dan dibiayai secara swadaya.
Roboboat merupakan kompetisi antar universitas di seluruh dunia yang melombakan robot sebagai pemicu berkembangnya teknologi dan bermanfaat bagi manusia. Kompetisi ini diselenggarakan oleh AUVSI Foundations (Associations For Unmanned Vehicle Systems International) dan ONR (Departement of Navy,Science & Technology United States of America) di area danau Founders Inn and Spa,Virginia Beach,USA.
Tim Jangkar Bumi 2 sendiri, robot kapal menyerupai desain lambung Kapal Katamaran yang dioperasikan di perairan Kalimantan. Menurut Bima, kapal tersebut memiliki dua lambang yang terikat menjadi satu dengan daya angkut lebih besar.
''Inspirasi karya ini dilatarbelakangi oleh begitu banyak permasalahan di perbatasan wilayah maritim, dan maraknya <I>ilegal logging<P> akibat penjagaan yang kurang ketat,'' terangnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, robot kapal tersebut bisa difungsikan sebagai kapal pengintai tanpa awak yang dioperasikan dengan sistem sensor. Dia berharap robot kapal yang berhasil meraih penghargaan The Best Hull Design ini bisa dikembangkan dan dimanfaatkan di dunia militer ataupun kemaritiman. (jbsm/12)
Sumber By http://hariansemarangeducation.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar